Jam dinding

Rabu, 30 November 2011

Barang Tercecer Jamaah Haji akan Disumbangkan ke Negara Miskin




- Dari jauh, gunungan itu seperti tumpukan barang bekas atau sampah. Diamati dari dekat, gunungan itu adalah barang tercecer (barcer) milik jamaah haji Indonesia di Madinah. Isi gunungan itu aneka macam, mulai barang yang awet hingga cepat busuk.

Barcer itu berasal dari sebagian kecil kloter yang terbang pada Selasa 29 November. Padahal pada hari Selasa, ada 10 kloter yang terbang, sejak dinihari hingga malam hari. Jadi, gunungan barcer itu baru sebagian saja. Barcer lainnya belum diangkut dari bandara Madinah. Pemulangan jamaah dari bandara tersebut hari ini baru memasuki hari kedua.

Barcer yang terkumpul di Bandara, dibawa ke gudang Almazroi Cargo, perusahaan yang bertugas menimbang dan mengangkut kopor jamaah dari pemondokan di Madinah ke bandara. Pengawasan barcer tersebut di bawah Kasi Pengamanan Letkol M Yahdi.

Pada Rabu (30/11/2011) pukul 10.00 WAS, Yahdi bersama sejumlah petugas haji Daker Madinah, meninjau gudang Almazroi. Mereka sibuk memilah-milah barcer tersebut. Barcer yang berupa air zamzam, dikumpulkan jadi satu. Air zamzam itu berada dalam bungkus beraneka macam. Ada yang di dalam jeriken dan sudah dipres plastik, ada yang di botol-botol kecil dan dilakban seketat mungkin, ada yang ditutupi aluminium foil lalu dibungkus tas kresek hitam, dan banyak lagi. Jamaah haji memang menjadikan air zamzam sebagai oleh-oleh paling khas dari Tanah Suci. Apalagi air zamzam -- air yang tak pernah habis sejak kelahiran Nabi Ismail -- diyakini memiliki khasiat kesehatan dan manjur untuk pengobatan.

Pemilihan barang-barang itu dilakukan agar barcer itu bisa dimanfaatkan, tidak dibuang begitu saja. Barcer yang layak pakai atau layak jual, akan dibawa ke gudang kantor misi haji Indonesia daerah kerja (Daker) Madinah. "Ini nanti dibawa, lalu diserahkan ke TUH (kantor Teknis Urusan Haji di Jeddah). Karena kalau dibawa ke Tanah Air, tidak mungkin. Pemerintah tidak ada bujet pengiriman," katanya.

Barang yang dikirim ke Jeddah, akan menghuni gudang dan 3 bulan ke depan sudah harus bersih. Barang itu akan disumbangkan ke negara-negara miskin atau yang membutuhkan di Jazirah Arab. Sedangkan barang yang tidak layak atau tidak awet, terpaksa dibuang.

Yahdi menuturkan, barang-barang yang disetor ke gudang TUH di Jeddah selama musim haji berdasar pengalaman, bisa menumpuk hingga 3 ton.

Jamaah tidak bisa protes atas barang-barangnya itu, karena lewat ketua kloter/ketua rombongan, mereka telah menandatangani surat pernyataan bahwa barang-barang jamaah tidak melebihi kuota dan tidak membawa air zamzam.

"Jadi risikonya seperti ini (jadi barcer)," kata Yahdi di sela memilah barang tercecer. Yahdi mengenakan penutup hidung untuk menghindari bau yang muncul dari gunungan barcer itu.

Yahdi menegaskan, jamaah telah diimbau untuk pulang dengan membawa tas tenteng berlogo maskapai yang ditumpanginya (Garuda atau Saudi Arabian Airlines), tas paspor dan tidak membawa air zamzam. Bila melanggar aturan itu, ya risikonya belanjaan mereka menjadi barang tercecer.

Menurut pantauan detikcom, di antara barcer itu adalah mainan anak-anak, kurma, kerudung, kafiyeh, troli yang bisa dilipat, kacang-kacangan, buah-buahan, obat herbal seperti rumput fatimah, rice cooker, kacamata hitam, dan minyak wangi. Barang-barang itu dibawa jamaah di dalam tas tenteng, tas kresek maupun ember.
 

0 komentar:

Posting Komentar