Jam dinding

Sabtu, 31 Desember 2011

Pedagang Terompet Tak Lagi Seramai Dulu

Perayaan Tahun Baru 2012 sepertinya bak pepesan kosong bagi pedagang terompet. Sudah beberapa tahun terakhir ini, usaha kegiatan musiman setiap pergantian tahun ini tak memberi untung lagi. Tetapi, mereka malah buntung.

Penghasilan pedagang terompet kini tidak lagi serame dulu. Ribuan perajin asal sentral industri rumahan terompet dari Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, sekarang tak menaruh harapan lagi pada perayaan tahun baru.

''Usaha terompet sekarang melempem. Sudah susah bikin terompet, tapi banyak yang tak laku,'' ujar Supono (51), penjaja terompet di Alun-Alun Klaten, Selasa (27/12).

Kendati tak begitu menjanjikan, masih banyak perajin terompet yang nekad jualan. Sepekan memasuki tahun baru, mereka mulai berbondong-bondong menyerbu kota seperti Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Ini dilakukan karena tak ada pilihan kerja lainnya.

Perayaan tahun baru tak seperti kondisi tiga empat tahun lalu. Sepekan jualan terompet, pedagang bisa pulang membawa Rp 5 juta sampai Rp 6 juta.

''Sekarang, boro-boro memperoleh untung. Hasil penjualan terompet habis untuk sewa menginap dan makan sehari-hari. Dalam kondisi demikian, paling laku beberapa biji saja. Itupun yang membeli anak-anak. Apalagi kalau hujan, ngenes (sedih sekali),'' tutur Suparman (57), penjaja terompet di jalan Slamet Riyadi, Solo.

0 komentar:

Posting Komentar